Teknik-Teknik Memahami Perkembangan Siswa Melalui Teknik Tes dan Non-tes
Teknik-Teknik
Memahami Perkembangan Siswa Melalui Teknik Tes dan Non-tes
Sebagai calon guru
atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang
luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita harus
mengerti psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan
anak yang mempunyai bakat tertentu.Untuk itu kita sebagai seorang guru
harus mempunyai teknik untuk mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan
peserta didik.
Teknik memahami siswa
merupakan suatu cara atau strategi yang digunakan seorang pengajar atau guru
dalam memahami siswa. Ada dua teknik dalam memahami siswa yaitu tekhnik test
dan teknik non test. Kedua teknik ini sangat penting agar dapat mudah memahami
siswa, serta dapat memberikan strategi yang sesuai untuk mengajarkan siswanya.
Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta
didik. Salah satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa bermacam-macam sesuai
dengan kemampuan dan minat peserta didik. Selain itu, tes bisa membantu kita
untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta didik yang menjadi
masalah dalam kehidupannya. Untuk itu kita akan membahas sedikit mengenai
teknik-teknik memahami anak atau peserta didik. Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk membantu memberi
informasi kepada guru untuk mengetahui anak yang berbakat, kemampuan tinggi,
kemampuan rendah, anak bermasalah dan sebagainya. Untuk itu kita bisa mencoba
melakukan teknik tes ataupun non-tes untuk mengetahui suatu informasi yang
diperlikan. Untuk itu kita akan membahas sedikit
mengenai teknik-teknik memahami anak atau peserta didik.
2.1 Cara Mengetahui Kemampuan, Bakat,
Dan Permasalahan Siswa
Sebagai calon guru
atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang
luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita harus
mengerti psikokologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan
anak yang mempunyai bakat tertentu.Untuk itu kita sebagai seorang guru
harus mempunyai teknik untuk mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan
peserta didik. Teknik memahami siswa merupakan suatu cara atau strategi
yang digunakan seorang pengajar atau guru dalam memahami siswa. Ada dua teknik
dalam memahami siswa yaitu tekhnik test dan teknik non test. Tes yang digunakan
bisa bermacam-macam sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik. Selain
itu, tes bisa membantu kita untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan
peserta didik yang menjadi masalah dalam kehidupannya. Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk membantu memberi
informasi kepada guru untuk mengetahui anak yang berbakat, kemampuan tinggi,
kemampuan rendah, anak bermasalah dan sebagainya. Untuk itu kita bisa mencoba
melakukan teknik tes ataupun non-tes untuk mengetahui suatu informasi yang
diperlikan.
2.2 Teknik Test
Teknik tes atau sistem testing merupakan usaha pemahaman
murid dengan menggunakan alat-alat yang bersifat mengungkap atau mengetahui
karakter peseta didik. Sedangkan tes adalah sebagai suatu prosedur yang
sistematis untuk mengobservasi (mengamati) tingkah laku individu melalui skala
angka atau sistem kategori. Selain itu tes mengandung pengertian alat untuk
menentukan atau menguji sesuatu.
Penggunaan teknik
dari tes bertujuan untuk:
- Menilai kemampuan belajar murid
- Memberikan bimbingan belajar kepada murid
- Mengecek kemampuan belajar
- Memahami kesulitan-kesulitan belajar
- Menilai efektivitas (keberhasilan) mengajar (Shertzer & Stone; 1971:235)
Penggolongan tes
berdasarkan atas aspek-aspeknya, tes dibedakan atas:
a. Penggolongan
Tes Berdasarkan Fungsinya Sebagai Alat Pengukur Perkembangan/ Kemajuan Belajar
Peserta Didik.
1) Tes
seleksi. Sering dikenal dengan istilah “ujian ringan” atau “ujian masuk”. Tes
ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hasil tes
digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari
sekian banyak calon yang mengikuti tes. 2) Tes
awal. Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan
pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik.
Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan
kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir soalnya dibuat yang
mudah-mudah.
3) Tes
akhir. Sering dikenal dengan post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah
dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
4) Tes
diagnostik. Adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat , jenis
kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta
didik itu maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang
tepat. Tes ini juga bertujuan ingin menemukan jawab atas pertanyaan “Apakah
peserta didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau
landasan untuk dapat menerima pengetahuan selanjutnya?”
5)
Tes formatif. Adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah
sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran
yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal
dari kata “form” yang berarti “bentuk”.
6)
Tes sumatif. Adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan
satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan
istilah “Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi Belajar Tahap Akhir), dimana
hasilnya digunakan untuk mengisi rapor atau mengisi ijazah (STTB). Tes sumatif
dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama.
Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga lebih
sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes formatif.
b. Penggolongan
Tes Berdasarkan Aspek Psikis yang Ingin Diungkap
Ditilik dari segi aspek kejiwaan yang
ingin diungkap, tes setidak-tidaknya dapat dibedakan menjadi lima golongan,
yaitu:
1) Tes
Intelegensi
Tes intelegensi
merupakan suatu teknik atau alat yang digunakan untuk mengungkapkan tarap
kemampuan dasar seseorang yaitu kemampuan dalam berpikir, bertindak dan
menyesuaikan dirinya secara efektif.
a) Macam-macam tes intelegensi
1. Tes intelegensi umum, bertujuan untuk memberikan gambaran
umum tentang taraf kemampuan seseorang.
2. Tes intelegensi khusus, menggambarkan taraf kemampuan
seseorang secara spesifik.
3. Tes intelegensi differensial, memberikan gambaran tentang
kemampuan seseorang dalam berbagai bidang yang memungkinkan didapatnya profil
kemempuan tersebut.
b) Manfaat tes intelegensi
1. Menganalisis berbagai masalah yang dialami murid
2. Membantu memahami sebab terjadinya masalah
3. Membantu memahami murid yang mempunyai kemampuan yang
tinggi juga yang rendah
4. Menafsirkan kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi
siswa
2) Tes
Bakat
Tes bakat
merupakan suatu teknik atau
alat yang digunakan untuk mengetahui kecakapan, kemampuan atau keterampilan
seseorang dalam bidang tertentu. Tes bakat berguna untuk membantu seseorang
dalam membuat rencana dan keputusan yang bijaksana berkenaan dengan pendidikan
dan pekerjaan.
a) Untuk mengetahui bakat seseorang, telah dikembangkan
berbagai macam tes seperti berikut:
1. Rekonik, tes ini mengukur fungsi motorik, persepsi dan
berpikir mekanis.
2. Tes bakat musik, tes yang mengukur kemampuan dalam
aspek-aspek nada, suara, ritme, warna bunyi dan memori.
3. Tes bakat artistik, yaitu kemampuan menggambar, melikis
dan meripa.
4. Tes bakat krelikal (perkantoran), yaitu tes mengukur
kecepatan dan ketelitian.
5. Tes bakat multifaktor, tes yang mengukur berbagai
kemampuan khusus.
b) Tes ini mengukur beberapa kemampuan khusus
diantaranya yaitu:
1. Berpikir verbal, yang memngungkapkan kemampuan nalar
secara verbal.
2. Kemampuan bilangan, kemampuan berpikir yang menggunakan
angka-angka.
3. Berpikir abstrak, kemampuan berpikir dengan nalar yang
bersifat nonverbal tanpa angka-angka.
4. Berpikir mekanik, kemempuan serta pemahaman mengenai
huku-hukum yang mendasari alat-alat, mesin-mesin, dan gerakan-gerakan.
3) Tes
Kepribadian
Tes
kepribadian merupakan suatu tes untuk
mengetahui kepribadian seseorang yang terorganisasi secara dinamis dan
sistem-sistem psikologis dalam sisi individu yang menentukan
penyesuaian-penyesuain yang unik dengan lingkungan.
Kepribadian dapat
diukur dengan jalan melihat:
1. Apa yang seseorang katakan tentang keadaan dirinya
sendiri.
2. Apa yang orang lain katakan tentang keadaan diri
seseorang.
3. Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu.
4) Tes
Prestasi Belajar
Tes
prestasi belajar adalah suatu alat (tes) yang disusun untuk mengukur
hasil-hasil pengajaran. Tujuan utama penggunaan tes prestasi belajar adalah
agar guru dapat membuat keputusan-keputusan seleksi dan klasifikasi serta
menentukan keefektifan pengajaran.
Tes ini meliputi:
1. Tes diagnostik,yang dirancang agar guru dapat mengetahui
letak kesulitan murid, terutama dalam berhitung dan membaca.
2. Tes prestasi belajar kelompok yang baku.
3. Tes prestasi belajar yang disusun guru.
5) Tes
sikap, yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap
predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu
terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek
tertentu.
c.
Penggolongan Lain-lain
Ditilik dari segi banyaknya orang yang
mengikuti tes, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Tes
individual, yakni tes di mana tester hanya berhadapan dengan satu orang testee
saja, dan;
2) Tes
kelompok, yakni tes di mana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang
testee.
Ditilik dari segi waktu yang disediakan
bagi testee untuk menyelesaika tes, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu:
1) Power
test, yakni tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan
tes tersebut tidak dibatasi, dan;
2)
Speed test, yakni tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut dibatasi.
Ditilik dari segi bentuk responnya, tes
dapat dibedakan menjadi dua golongan,yaitu:
1) Verbal
test, yakni suaut tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang dalam
bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun secara
tertulis, dan;
2) Nonverbal
test, yakni tes yang menghendaki respon (jawaban) dari testee bukan berupa
ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku;
jadi respon yang dikehendaki muncul dari testee adalah berupa perbuatan atau
gerakan-gerakan tertentu.
Apabila ditinjau dari segi cara
mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan
menjadi dua golongan, yaitu:
1) Tes
tertulis, yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan
atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya juga
secara tertulis.
2) Tes
lisan, yakni tes di mana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau
soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan
pula.
2.3 Teknik Non-tes
Teknik
non-tes merupakan prosedur pengumpulan data yang dirancang untuk memahami
pribadi murid, yang pada umumnya bersifat kualitatif. Teknik ini tidak
menggunakan alat-alat yang bersifat mengukur, tetapi hanya menggunakan alat
yang bersifat menghimpun atau mendeskripsikan saja. Teknik ini terdiri atas
beberapa macam jenis, seperti : observasi, angket (quesioner), wawancara,
sosiometri dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Observasi (pengamatan) yaitu
teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu keadaan (tingkah
laku). Karena sifatnya mengamati, maka alat yang paling pokok dalam teknik ini
adalah panca indera, terutama indera penglihatan.
Observasi memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dilakukan sesuai dengan tujuan
yang dirumuskan terlebih dahulu,
b. Direncanakan secara sisematis,
c. Hasilnya dicatat dan diolah
sesuai dengan tujuan,
d. Perlu diperiksa
ketelitiannya.
Teknik observasi ini
dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yaitu :
1. Observasi
Sehari-hari
Observasi sehari-hari yaitu
observasi yang tidak direncanakan dengan seksama, karena pengamatan ini
dikerjakan sambil mengerjakan tugas rutin, juga tidak memiliki pedoman dan
dilaksanakannya secara inseidental terhadap tingkah laku murid yang menonjol
atau menyimpang. Contoh : Guru mengamati perilaku murid pada saat mengikuti
pelajaran sehari-hari.
2. Observasi
Sistematis
Observasi
sistematis yaitu observasi yang direncanakan
dengan seksama, serta memiliki pedoman yang berisi tujuan, tempat, waktu dan
item-item yang menggambarkan tingkah laku observan (murid yang diobservasi).
3. Observasi
Partisipatif
Observasi
partisipatif yaitu observasi dimana observer
berada dalam situasi yang sedang diamati. Contoh : Guru mengamati perilaku
siswa pada saat proses belajarmengajar berlangsung.
4. Observasi
Non-partisipatif
Observasi
Non-partisipatif yaitu observasi dimana observer
tidak turut atau berada dalam situasi kegiatan siswa. Contoh : Guru
mengamati tingkah laku seorang siswa yang sedang belajar dengan guru
lain.
Kelebihan dan Kelemahan Observasi :
1) Kelebihan
Observasi :
a) Observasi
merupakan teknik yang langsung dapat dipergunakan untuk memperhatikan berbagai
gejala tingkah laku murid.
b) Observasi
memungkinkan pencatatan yang serempak dengan kejadian yang penting.
c) Observasi
baik sekali untuk digunakan sebagai teknik untuk melengkapi data yang diperoleh
dari teknik lain.
d) Dalam
observasi pengumpul data tidak perlu mempergunakan bahasa untuk berkomunikasi
dengan objek yang ditelaah.
2) Kelemahan
Observasi :
a) Banyak
hal-hal yang tidak dapat diamati dengan observasi langsung.
b) Apabila
objek observasi mengetahui bahwa ia sedang diamati cenderung melakukan
kegiatannya dibuat-buat.
c) Timbulnya
suatu kejadian yang hendak diobservasi tidak selalu dapat
diramalkan sebelumnya sehingga pengamat sukar untuk menentukan waktu yang
tepat untuk melakukan observasi.
d) Observasi
banyak tergantung pada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol. Para guru di
sekolah dapat menggunakan teknik observasi ini dengan berbagai tujuan, seperti
untuk mengetahui : aktivitas dan perhatian yang dilakukan para murid pada saat
proses belajar-mengajar berlangsung, melakukan Olah Raga, istirahat, bermani,
dan lain-lain.
2. Wawancara
Wawancara
merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung
dengan responden (orang yang diminta informasi), dalam hal ini bisa murid,
orang tua murid, teman-temannya atau orang lain yang diminta keterangan tentang
murid. Contoh penggunaan wawancara ini seperti guru ingin mengetahui informasi
dari murid yang sering membolos dari sekolah. Di sini guru dapat mengajukan
pertanyaan tentang : identitas orang tua, jarak tempat tinggal, perhatian orang
tua terhadap belajar murid, keadaan ekonomi, kegiatan sehari-hari yang
dilakukan murid dan alasannya mengapa sering membolos, minat bersekolah, dan
lain-lain.
Kelebihan dan Kekurangan Wawancara:
1) Kelebihan
wawancara sebagai teknik pengumpul data, adalah sebagai berikut:
a) Wawancara
merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi murid.
b) Dapat
dilakukan terhadap setiap tingkatan umur.
c) Dapat
diselenggarakan serempak dengan observasi.
d) Digunakan
untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.
2) Kelemahan-kelemahannya,
diantaranya sebagai berikut:
a) Tidak
efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu secara singkat.
b) Sangat
tergantung pada kesediaan kedua belah pihak.
c) Menuntut
penguasaan bahasa dari pihak pewawancara.
Untuk melancarkan proses wawancara dan
mendokumentasikan hasilnya dapat dibuat pedoman wawancara, formatnya dapat
dilihat sebagai berikut :
Nama SD : .....................
Alamat : .....................
Pedoman Wawancara
1. Wawancara ke :
2. Waktu wawancara :
3. Tempat wawancara :
4. Masalah :
5. Responden :
6. Jalannya wawancara :
No. Pertanyaan
Deskripsi/Jawaban
7. Kesimpulan wawancara :
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
3. Angket
Angket
(kuesioner) merupakan alat pengumpul data (informasi) melalui komunikasi tidak
langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang
bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan responden (murid).
Beberapa petunjuk
untuk menyusun angket:
1. Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti lengkap
2. Susun kalimat sederhana tapi jelas
3. Hindari kata-kata yang sulit dipahami
4. Pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab
5. Hindarkan kata-kata yang negatif dan menyinggung perasaan
responden.
Komentar
Posting Komentar