MASALAH KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP



TUGAS PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
MENCARI ARTIKEL


Oleh
Wayan Viska Arilia Candra
1213024071






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.
Faktor Penyebab Kemiskinan
Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secar global.
Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
1)      Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2)      Politik ekonomi yang tidak sehat.
3)      Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
4)      Rusaknya syarat-syarat perdagangan
5)       Beban hutang
6)       Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang
Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan maksimal
Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan banyaknya pengangguran.
Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.

OPINI
Menurut saya, pemerintah seharusnya lebih banyak menciptakan lapangan pekerjaan yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Serta memberikan keterampilan dengan membuka atau memberikan berbagai keterampilan dengan cara membuka kursus-kursus dengan biaya murah atau terjangakau oleh semua kalangan masyarakat terutama masyarakat yang berada di tinggkat ekonimi bawah, sehingga mereka bisa mengikutinya. Diharapkan dengan cara ini setidaknya pemerintah sudah dapat mengurangi tingginya angka pengeangguran di Indonesia. Karena sesungguhnya yang menyebkan kemunduran perkembangan serta terlambatnya pembangunan di Indonesia ini adalah dengan tingginya angka kemiskinan dan tingginya tingkat pengangguran. Pemerintah juga harus menghapuskan atau menyelesaikan serta menindaklanjuti oknum-oknum pemerintahan yang telah melakukan tindak pidana korupsi. Dengan adanya tidak pidana korupsi negara telah mengalami kerugian, hal ini juga yang menyebkan terhambatnya pembangunan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada masyarakat.










2.      Artikel Masalah Pendidikan di Indonesia
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.
Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).









OPINI
Menurut saya, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain yaitu : masalah efektifitas, efesiensi, dan standarisasi mutu pendidikan. Hal inilah yang paling dominan menjadi masalah pendidikan di Indonesia. Selaian itu ada juga beberapa faktor lain yang mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan yaitu rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,dan mahalnya biaya pendidikan. Oleh karena itu sebagai bangsa Indonesia kita harus mampu meningkatkan kualitas pendidikan, agar mampu bersaing dengan negara-negara lainnya. Pemerintah juga harus benar-benar memperhatikan kualitas tenaga pendidik. Dimana seorang guru merupakan peran yang paling penting dalam dunia pendidikan, hal ini dikarenakan guru adalah seorang tenaga pendidik. Guru sebagai tenaga pendidik juga sebaiknya harus mendidik seluruh perserta didik agar mampu bersaing dan dapat meraih prestasi yang lebih baik dimasa yang akan datang. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.







3.      Kurangnya Pembinaan Terhadap Guru SMA

Berbagai media melansir dalam setiap kesempatan dan hasil penelitian serta hasil penilaian terhadap portoflio guru membuktikan bahwa pembinaan dan pengembangan kompetensi guru SMA Negeri belum berjalan dengan baik.

Pemberitaan dalam berbagai media masa dan gambaran dari hasll penelitian, yang didukung oleh hasil penilaian portofolio guru, menunjukkan bahwa program dan kegiatan pembinaan serta pengembangan kompetensi guru SMA khususnya, komponen kompetensi profesional baik di tingkat kota/kabupaten maupun secara nasional, masih sangat minim.

Media Indonesia, 1/10/2005 mencatat bahwa guru telah gagal memenuhi indikator pengembangan komponen pompetensi profesional sehingga terganjal kenaikan pangkatnya. Dari pelaksanaan penilaian portofolio guru tahun 2007, penulis sebagai salah seorang asesor wilayah Sumbar menemukan bukti yang mempriharinkan itu.

Dari 64 dokumen yang dinilai, ternyata, sebanyak 77,4% guru tidak memenuhi indikator sama sekali. Artinya, guru (i) jarang melakukan penelitian tindakan kelas (PTK),t(ii) jarang menulis karya tulis lmiah (KTI) hasil penelitian, KTI konseptual, KTI populer, dan KTI untuk seminar, (iii) jarang menulis buku dan modul/Diktat, (iv) jarang menyiapkan alat pembelajaran, (v) jarang menghasilkan teknologi tepat guna atau TTG/karya seni, dan (vi) jarang mengikuti pengembangan kurikulum. Harian Kompas, 10/10/2007 memberitakan bahwa, secara nasional, hanya sebanyak 8.000 guru yang lulus sertifikasi dari 17.000 dokumen yang dinilai tahun 2007, sedangkan kuota nasional adalah sebanyak 20.000 (3.000 dokumen didiskualifikasi).
Penelitian yang penulis lakukan tahun lalu yang dkenal, menurut Panduan Penelitian Dikti Edisi VII, sebagai penelitian Hibah Bersaing dengan biaya Proyek Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dikti Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor 230/ SP2H/DP2M/III/2007, tgl. 29 Maret 2007, membuktikan hal yang senada.

Dengan memakai dasar kebijakan pemerintah tentang sertifikasi guru bahwa guru harus profesional, tujuan utama penelitian adalah (i) mengidentifikasi dan mengelompokkan guru SMA N Sumbar berdasarkan pemenuhan indikator komponen kompetensi profesional guru, (ii) mengidentifikasi kemungkinan faktor penyebab gagalnya pemenuhan indikator, dan (iii) menyusun dan merekomendasikan Model Diklat.

Sasaran penelitian adalah guru SMA N Sumbar yang tersebar pada 7 kota dan 12 kabupaten. Lamanya penelitian adalah 3 tahun mulai tahun 2007. Pada tahun pertama (2007), sasasaran penelitian yang disetujui adalah wakil 13 guru bidang studi di 16 SMA N Kota Padang. Total sampel penelitian secara acak bertujuan (purposive sampling) untuk tahun pertama adalah sebanyak 182 orang. Data dijaring, setelah mendapat izin dari Diknas Provinsi Sumbar dan Diknas Kota Padang, melalui kuesioner dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 114 (63%) kuesioner yang kembali, sebanyak 68.75% guru hanya mampu membuat alat pembelajaran, 17.36% yang dapat megikuti kegiatan pengembangan kurikulum, 3.47% saja yang membuat diktat, hanya 2.8% melakukan PTK, 1.4% menulis KTI berdasarkan laporan penelitian, KTI konseptual, KTI populer, karya seni, dan sisanya 0.69% guru yang mampu menulis KTI untuk seminar, menulis buku, dan menghasilkan TTG.









OPINI

Hendaknya seorang guru harus mengerti dan memahami apa yang seharusnya dilakukan untuk menjadi seorang guru yang profesional didalam bidangnya dan memenuhi indikator. Selain berguna untuk kepententingan bersama yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa juga menguntungkan bagi guru itu sendiri untuk memperoleh kenaikan pangkat jabatan. Pemerintah serta seluruh peserta didik  juga harus ikut serta dalam rangkai mencapai tujuan membentuk seorang guru yang profesional. Pemerintah dapat mempertegas atau menyeleksi para calon-calon guru dengan teliti  untuk mendapatkan kualitas tenaga pendidik yang baik dan sesuai dengan harapan. Seluruh peserta didik juga harus melaporkan kepihak sekolah jika ada seorang guru yang mengajar tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan seperti halnya saat ini seorang guru harus melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), seorang guru harus menulis karya tulis ilmiah (KTI) hasil penelitian, seorang guru juga harus menulis buku dan modul/Diktat, seorang guru harus menyiapkan alat pembelajaran, seorang juga harus mampu menghasilkan teknologi tepat guna atau TTG/karya seni, dan seorang guru harus Update atau  mengikuti pengembangan kurikulum. Jika seorang guru sudah memenuhi semua syarat-syarat tersebut maka seorang guru itu pantas disebut sebagai tenaga pendidik yang profesional.












Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia. Jumlah penduduk di Indonesia memang tidak sebanyak di Cina yang hampir mencapai 1.3 miliar, hal ini ditinjau dari sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 1930, 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan yang saat ini sedang berlangsung Sensus Penduduk 2010. Namun di Indonesia juga mengalami peningkatan bahkan telah mencapai 200 juta orang lebih. pertumbuhan penduduk yang semakin pesat justru mungkin dapat menghambat pembangunan nasional. Hal ini disebabkan pertumbuhan penduduk sekitar 1.175% per tahun, dan angka tersebut masih sangat besar bila harus mengikuti tantangan kemajuan pembangunan di masa depan, dapat dilihat dari pertumbuhan dari tahun ke tahun, maka penduduk Indonesia dimungkinkan akan memiliki masalah besar, terutama menyangkut kebutuhan pokok, sandang, pangan, papan, dan ketersediaan lapangan pekerjaan, pendidikan, juga kesehatan.
Masalah kependudukan merupakan masalah yang penting dalam pembangunan suatu negara. Masalah penduduk seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, kurangnya pendidikan, kriminalitas dan lain sebagainya merupakan beberapa masalah kependudukan yang hingga saat ini belum dapat teratasi bagi Negara Indonesia yang dapat menghambat laju perkembangan pembangnan nasional Negara. Maka Informasi tentang jumlah penduduk serta komposisi penduduk menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal, pekerjaan penting diketahui terutama untuk mengembangkan perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial, politik, lingkungan dan lain-lain yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan manusia dalam suatu Negara yang sedang berkembang seperti Negara Indonesia ini.




OPINI

Menurut saya, pemerintah harus turun tangan dalam menghadapi masalah ini. Langkah pertama yang harus lakukan yaitu harus memperbaiki perkembangan penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya agar pembangunan nasiaonal dapat terlakasana dengan baik dan sesuai dengan harapan. Sebagai langkah awal pemerintah dalam menanggulangi permasalahan kependudukan sebaiknya pemerintah menekan laju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, dengan program KB (Keluarga Berencana) yang harus lebih diperketat lagi  serta diadakannya  seminar tentang keuntungan dari KB (Keluarga Berencana). Diharapkan, program KB dapat menjadi salah satu kunci keberhasilan untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi di Indonesia. Tidak hanya pemerintah saja yang turun untuk menangani masalah ini namun diharapkan semua pihak dapat ikut membantu menekan laju pertumbuhan penduduk dengan ber-KB. Jika masalah ini tidak segera ditangani, maka akan semakin banyak penduduk, serta semakin lambat dan mungkin dapat menghambat pembangunan Nasional. Program KB ini juga diharapkan dapat memperkecil tingkat kriminalitas, kurangnya pendidikan, kesenjangan sosial, dan juga kemiskinan yang sebenarnya disebabkan karena himpitan ekonomi yang ada. Selain itu pemerintah juga harus menegaskan kembali program wajib belajar 9 tahun dan juga bantuan operasional sekolah (BOS) agar anak-anak yang berasal dari kelurga kurang mampu dapat mendapatkan pendidikan standart yang ditentukan yaitu 9 tahun serta bantuan dana untuk proses belajar.











5.      Masalah kependudukan yang berdampak negatif terhadap lingkungan

Salah satu masalah kependudukan yang sedang seiring terjadi saat ini adalah perubahan lahan terbuka hijau atau hutan sekalipun menjadi kompleks perumahan elite atau mall di kota-kota besar.Tertentu jika hal ini di biarkan akan menjadi masalah besar mengingat daerah hijau ataupun hutan merupakan daerah terbesar sebagai resapan air di saat musin hujan. Jika daerah hijau ini makin lama makin sedikit, tidak tertutup kemungkinan akan terjadi bencana alam yang luar biasa seperti banjir bandang yang sangat besar seperti yang pernah terjadi pada daerah ibu kota Jakarta beberapa tahun silam. Hal ini seharus nya menjadi barometer kita untuk berikir dahulu sebaik mungkin sebelum menggunakan daerah hijau tersebut.

Contoh lain yang dapat kita pelajari adalah masalah sampah yang tidak ada habis nya untuk di bahas karena jumlah sampah saat ini di tempat pembuangan akhir (TPA) sudah mulai tidak bisa menampung lagi jumlah sampah yang kian waktu kian bertambah pesat. Masalah sampah ini sebenar nya jika kita berpikir secara jernih, ini adalah masalah yang di timbulkan oleh manusia sendiri. Bagaimana tidak, pasti hampir semua orang pernah membuang sampah sembarangan atau membuang sampah pada tempat yg sebenarnya kita tidak boleh membuang sampah pada tempat tersebut.











OPINI

Jadi menurut saya, jika ingin membangun sebuah bangunan baru tidak perlu dilakukan penebangan hutan yang menyebabkan hutan menjadi gundul. Mengingat saat ini zaman sudah semakin canggih alangkah baiknya jika bangunan tersebuat dibuat secara bertingkat saja, dari pada harus menebang hutan yang hanya akan menimbulkan masalah baru bagi kita semua. Jika dalam pembangunan selalu membuka lahan baru itu hanya akan merusak lingkungan. Kemudian masalah lingkungan yang di sebabkan oleh sampah seperti umumnya banjir adalah murni kesalahan dari tingkah laku manusia atau orang-orang yang suka membuang sampah sembarangan. Sehingga masalah sampah ini tidak akan teratasi sampai kapan pun jika tidak ada kesadaran dari kita sendiri, yaitu manusia yg hampir setiap hari membuang sampah. Sebaiknya kita harus saling  menyadari dan sama – sama menjaga lingkungan agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan. Dalam lingkungan masyarakat juga sebaiknya diadakan gotong royong bersih-bersih setiap minggunya serta diadakannya penyuluhan tentang keuntungan hidup sehat dan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Selain itu juga gotong royong juga semakin membuat antara warga masyarakat lebih dekat dan saling berbaur.Jadi kita harus sama-sama menjaga lingkunagan sekitar agar tidak terjadi benca alam atau hal-hal yang tidak kita inginkan demi kepentingan bersama.











6.      Masalah jumlah penduduk Indonesia

Indonesia dengan jumlah penduduknya kira-kira 185 juta, termasuk negara-negara yang paling banyak jumlah penduduknya. Karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan jumlah penduduk ini penting sekali di Indonesia. Kalau di masa depan jumlah ini mau jadi lebih banyak lagi, pasti ada lebih banyak masalah sosial lagi. Pemerintah Indonesia sudah mengambil dua macam tindakan untuk mencegah masalah sosial ini. Yang pertama adalah program KB atau Keluarga Berencana dan yang kedua adalah program transmigrasi. Kedua program ini sudah lama dapat banyak kritik, dari dalam negeri dan dari luar negeri. Di bawah ini, saya mau meneliti salah paham program ini.
Program transmigrasi adalah program nasional untuk memindahkan kelompok penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Misalnya, kalau ada tempat di mana ada terlalu banyak penduduk, di sana pasti ada banyak masalah, seperti masalah kesehatan, masalah tanah, dan masalah sosial yan lain. Untuk mencegah masalah itu, pemerintah coba memindahkan penduduk dari tempat-tempat seperti itu ke tempat yang lain di mana jumlah penduduknya sedikit. Jadi dulu, penduduk Jawa, Madura dan Bali sudah dipindahkan ke Irian Jaya, Sumatra, dan Kalimantan.
Program ini dapat banyak kritik. Kritik yang pertama adalah mengenai hutan yang menghilang karena transmigran. Mereka menebang pohon-pohon untuk mempersiapkan ladang mereka. Kemudian, dulu ada kelompok transmigran di Kalimantan yang tidak diberi fasilitas untuk bertani. Jadi, mereka tidak bisa berdikari (yaitu: "BERDIri di atas KAkinya sendiRI"). Juga ada masalah kehilangan tempat tinggal orang setempat seperti orang Kubu di Sumatra dan orang Dayak di Kalimantan. Tanah mereka diambil orang transmigran yang baru. Menurut saya, masalah-masalah ini dibesarkan dengan sengaja. Program transmigrasi memang berhasil. Sudah 3.6 juta orang dipindahkan dalam program ini, dan kehidupan mereka sekarang jauh lebih baik daripada dulu.
Dalam program Keluarga Berencana ("Dua Anak Cukup!"), suami-istri diberi informasi dan alat/obat kontrasepsi. Dengan ini, pemerintah mencoba untuk mencegah kelahiran terlalu banyak anak. Kritik atas program ini adalah kritik mengenai obat kontrasepsi yang bernama "Norplant". Perempuan yang pakai Norplant itu tidak bisa beranak lagi untuk selamanya. Dan ada juga orang yang bilang bahwa perempuan dipaksa untuk pakai Norplant ini (Norplant ada sebuah obat yang disuntikkan di bawah kulit).














OPINI
Kenyataan bahwa jumlah penduduk serta kepadatan penduduk merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia memang benar. Dengan banyaknya jumlah penduduk akan lebih banyak menciptakan pengangguran yang berakibat pada meningkatnya kriminalitas serta masalah sosial lainnya.
Untuk mengurangi kepadatan penduduk pemerintah Indonesia membuat program transmigrasi yaitu pemindahan kelompok penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Program ini memang cukup sukses namun dibalik kesuksesannya masih ada kekurangan dari program ini. Salah satu kekurangan dari program ini yaitu riskannya terjadi perang antar suku. Hal ini terjadi dikarenakan adanya perbedaan kebudayaan antara suku pendatang dan pribumi. Permasalahan tersebut berakibat pada ketidakharmonisan antar suku pribumi dengan suku pendatang. Sedikit permasalahan saja akan memicu perang antar suku seperti yang sering terjadi di Indonesia. Pemerintah seharusnya lebih berperan aktif dalam rangka meyakinkan bahwa betapa indahnya perbedaan itu sehingga akan tercipta keharmonisan.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Dengan berkurangnya laju pertumbuhan penduduk akan dapat mencegah terjadinya ledakan penduduk yang menyebabkan semakin berkurangnya lapangan kerja dan meningkatnya masalah sosial. Dalam kenyataanya, masih banyak masyarakat yang bersikap skeptis terhadap program ini terutama penduduk pedesaan yang jauh dari perkotaan. Hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah. Pemerintah seharusnya lebih gencar melakukan sosialisasi bukan hanya lewat media-media saja namun langsung terjun ke daerah-daerah yang jauh dari perkotaan.




7.      MORTALITAS (Angka Kematian)asi-ibu dan anak
Kejadian kematian dalam masyarakat seringkali digunakan sebagai indikator dalam menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian.
 Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, sehingga program-program kesehatan banyak yang menitikberatkan pada upaya penurunan AKB, dimana AKB merujuk pada jumlah bayi yang meninggal antara fase kelahiran hingga bayi umur < 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil Susenas tahun 2002 dan 2003, bahwa AKB tahun 2002-2003 sebesar 43,01per 1.000 kelahiran hidup (AKB laki-laki : 49,15 dan Wanita : 36,87 per 1000 kelahiran hidup). Berdasarkan laporan Audit Maternal Perinatal Puskesmas tahun 2011 terdapat jumlah kasus kematian bayi yang tercatat sebanyak 85 kasus dari 11.541 kelahiran hidup. Dengan kata lain terdapat 7,3 kasus kematian neonatal setiap 1.000kelahiran hidup.
Penyebab utama kematian neonatal tahun 2011 adalah Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)
Kematian ibu maternal adalah kematian ibu karena kehamilan, melahirkan atau selama nifas. Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator yang cukup penting untuk menggambarkan status kesehatan ibu dan gizi, kesehatan lingkungan, dan tingkat pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data Susenas tahun 2002 dan 2003, AKI kabupaten Sambas tahun 2002-2003 sebesar 399,66 per 100.000 kelahiran hidup.Berdasarkan data yang dikumpulkan dari puskemas dan rumah sakit pada tahun 2011, jumlah kasus kematian ibu maternal sebanyak 15 orang dari 11.541 kelahiran hidup. Jumlah kasus kematian maternal tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 yaitu 14 kasus dari 10.516 kelahiran hidup.Adapun penyebab utama kasus kematian maternal pada tahun 2011 adalah perdarahan.
OPINI
Berdasarkan masalah diatas maka saya simpulkan bahwa pemerintah masih belum optimal dalam meningkatkan mutu kesehatan masyarakat khususnya pada angka kematian bayi, masih banyak ibu - ibu yang tidak mengerti tentang pentingnya merawat kehamilannya, bahkan tentang kehamilan itu sendiri, banyak ibu – ibu  yang tidak terlalu mempersoalkan tentang kehamilannya misal tentang pola makan yang teratur dalam masa kehamilan  dan cara merawat kandungan untuk memperoleh bayi yang sehat,sedangkan jika ditinjau dari segi pertumbuhan bayi banyak ibu-ibu yang tidak mencermati pertumbuhan anaknya apakah anak sudah mendapatkan asupan gizi yang cukup atau tidak, karna kuranganya asupan gizi akan sangat mempengaruhi pertumbuhan anak itu sendiri seperti berat badan tidak ideal dan bahkan bisa terkena gizi buruk. Banyak juga para ibu yang tidak rutin memeriksakan kandungannya pada saat masa kehamilan, sehingga ia tidak mengetahui perkembangan janinnya. Padahal pemerintah mewajibkan selama masa kehamilan 9 bulan para ibu harus memeriksakan kandungannya minimal empat kali masa kehamilan agar dapat mengetahui perkembangan janinnya. Oleh sebab itu untuk mendapatkan bayi yang sehat maka harus memberikan asupan gizi yang cukup dan tidak lupa memberikan ASI (Air Susu Ibu ) yang cukup. Dan untuk ibunya sendiri juga harus diperhatikan karena dalam proses persalinan masih banyak ibu-ibu yang tidak melakukan persalinan  di dokter kandungan ataupun di bidan, ini sangat berbahaya karna tidak sesuai dengan tata cara persalinan dan akibat dari persalian ini sangat fatal yaitu jika tidak mendapatkan menanganan yang tepat maka akibatnya sangat fatal yaitu dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Untuk itu para ibu hendaknya harus menyadari pentingnya memeriksakan kandungan dalam masa kehamilan, serta memberi asupan gizi yang cukup, dan membiasakan hidup sehat. Karena jika seorang ibu sudah menyadari hal itu maka akan mengurangi AKB (Angka Kematian Bayi) dan AKI (Angka Kematian Ibu). Selain peran dari ibu, pemerintah juga harus turut serta dalam mengurangi AKB dan AKI dengan melakukan menyuluhan pentingnya memeriksakan kandungan selama masa kehamilan. Dan mengurangi anggaran mahalnya biaya pemeriksaan kandungan, serta mahalnya biaya persalinan.
8.      Kualitas Pendidikan di Indonesia
Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Guru-guru tentuya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Memang, guru-guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah.
“Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat kabinet terbatas di Gedung Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/3/2007).





OPINI
Berdasarkan analisis dari data artikel diatas, berkaitan dengan kualitas pendidikan di Indonsia yang menyatakan rendahnya kualitas pendidikan di Negara kita, nampaknnya perlu di kaji lebih dalam lagi. Berdasarkan Sisdiknas tahun 2003 yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan ialah untuk mencerdaskan, mendewasakan dan menanamkan nilai-nilai moral di dalam diri setiap peserta didik. Berkaitan dengan kwalitas pendidikan pemerintah sudah mengupayakan bagaimana meningkatkan kwalitas  pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan menerapkan sistem ujian Nasional ditinggkat sekolah Dasar, Sekolah Menengah pertama, dan Sekolah menengah Atas. Namun Dalam pelaksanaannya masih banyak mengalammi permasalahan dan terjadi pro dan kontra dikalangan sekolah itu sendiri. mulai dari terhambatnya pelaksanaannya, bahkan justru menimbulkan beban moral tersendiri bagi para Guru yang pada akirnya secara terpaksa membantu Siswanya. Untuk meningkatkan kwalitas pendidikan di Indonesia, pemerintah haruslah bekerjasama dengan berbagai pihak, diantaranya masyarakat, pelaksana pendidikan dalam hal ini pendidik (Guru) lembaga-lembaga pendidikan yang ada dan stekholder lainnya. Semua elemen haruslah dapat bekerjasama demi terwujudnya cita-cita pedidikan Nasional. Berdsarkan data dari EDI (education development index) indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara di dunia. Hal itu menandakan kwalitas pendidikan di Indonesia berada ditingkat medium.  Namun semua pihak harus mendukung demi terwujudnya kwalitas pendidikan yang lebih baik di negeri ini. Pemerintah harus mampu menyediakan segala sarana-prasarana yang dibutuhkan oleh sekolah-sekolah untuk mendukung dan menunjang pelaksanaan pembelajaran di Sekolah.






































OPINI
Upaya pelestarian kawasan Hutan dengan memberdayakan masyarakat
Pemerintah melalui kementerian kehutanan telah mencanangkan untuk memberikan anggaran untuk pelaksanaan pelestarian kawasan hutan dengan memberdayakan masyarakat setempat. Hal ini sangat positif dan harus disambut baik oleh masyarakat Lampung. Karena dengan dilestarikannya kawasan hutan maka banyak sekali dampak positif yang akan ditimbulkan, diantaranya terjaganya eko sistem lingkungan, mengurangi efek rumah kaca, dan tentunya membawa manfaat bagi masyarakat sekitar, apalagi pelestarian tersebut dilakukan dengan cara menanam pohon yang mampu menghasilkan produk, seperti tanaman karet, kelapa sawit, pohon jati, cendana dan yang lainnya. Secara langsung akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar secara Ekonomis, karena tanaman tersebut akan menghasilkan Produk berupa getah, buah dan juga berupa kayu itu sendiri. Jadi masyarkat tak perlu lagi membuka hutan dengan menebang dan mengambil manfaat dari hasil penebangan tersebut. Pemerintah juga harus memproteksi masyarakat dan mendampingi, mengawasi pelasanaan program pelestarian kawasan hutan, karena pemerintah memberikan anggaran untuk pelaksanaan tersebut.














































OPINI
Badan Pusat Statistika rekrut 1.280 petugas sensus pertanian
BPS lampung selatan telah merekrut 1.280 petugas sensus pertanian yang akan diterjunkan keberbagai daerah yang berada dilampung selatan. Dengan target sasaran sensus diantaranya perusahaan berbadan Hukum, perusahaan tidak berbadan hukum, dan rumah tangga. Dengan subsektor  tanaman holtikultura, pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil hutan. Harapan dari dilaksanakannya sensus pertaniaan tersebut nantinya akan digunakan sebagai landasan untuk membuat kebijakan di bidang pertanian. Kami selaku masyarakat sangat mendukung pelaksanaan sensus pertanian tersebut, sepanjang dalam pelaksanaannya benar-benar terlaksana dengan baik tanpa ada pihak yang akan dirugikan. Dan nantinya akan membawa dampak positif untuk perkembangan perekonomian masyarakat Lampung, kususnya masyarakat lampung selatan di bidang pertaniaan. Mengingat mata pencaharian masyarakat  lampung selatan didominasi pada bidang pertanian.











 







DAFTAR PUSTAKA


http://sitichotijah269.wordpress.com/tugas-kuliah/tugas-internet-desing/artikel-masalah-pendidikan-di-indonesia/
http://www.scribd.com/doc/38744864/artikel-kemiskinan
http://carapedia.com/masalah_ketenagakerjaan_pengangguran_kemiskinan_indonesia_info3017.html
http://afifatunnisa14.wordpress.com/2012/01/03/artikel-masalah-pendidikan-di-indonesia/
http://fachrulali.blogspot.com/
Hasan, Zulkifli.2013.Upaya pelestarian tanaman hutan.Tribun Lampung. Halaman 17. Bandar Lampung .
Alfayet,Dodi.2013.BPS Rekrut 1.280 Petugas Sensus Pertanian. Radar Lampung.Halaman   15.Bandar Lampung.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi Epidermis

Ganggang merah (Rhodophyceae)